Senin, 28 Desember 2015

A. Hambatan Terjalinnya Komunikasi di Dunia Maya
Sejalan berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu relationship (hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus hancur karena beberapa hal yaitu :
1) Antara kedua orang tersebut kurang bahkan tidak merasakan kedekatan emosional karena tidak melihat wujud fisik dari lawan bicaranya.
2) Tidak dapat melihat komunikasi non verbal yang diberikan komunikator kepada komunikannya padahal komunikasi non verbal itu penting dalam melakukan komunikasi agar terbentuk mutual understanding antara keduanya.
3) Begitu juga dalam penggunaan internet, biaya yang dikeluarkan lebih banyak daripada berkomunikasi dengan telepon karena harus mempunyai perangkat PC atau laptop beserta dengan jaringan telepon yang disambungkan untuk mengakses internet itu sendiri, kalaupun tidak menggunakan PC atau leptop sendiri maka akan mengeluarkan biaya untuk ke warnet untuk mengakses internet. Kemudian jika menggunakan media internet dalam melakukan komunikasi bermedio maka diperlukan keahlian khusus dalam mengoperasikan komputer maupun situs-situs yang ada di internet itu sendiri.
4) Banyak kebohongan yang terdapat dalam penggunaan media terlebih media virtual karena tidak dapat melihat gerak-gerik maupun gesture yang diungkapkan dalam non verbal dari lawan bicaranya dan pesan yang disampaikan tidak dapat sepenuhnya dipertanggungjawabkan karena tidak ada bukti yang otentik.
5) Identitas Palsu
Kapasitas dunia internet yang selalu bertambah dengan berbagai macam sosial media mengakibatkan banyaknya identitas palsu. Tentunya karena adanya identitas palsu menuntut kewasadaan tinggi para pengguna internet agar tidak mudah percaya dengan teman yang baru kenal lewat internet. Dalam dunia maya, seorang netter dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikan memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
6) Kurang Terjaminnya Komitmen.
Setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen yang disetujui oleh kedua belah pihak, dan komitmen bersifat mengikat. Di dalam dunia maya, seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.
7) Kurang Berlakunya Norma dan Etika
Sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah banyak kita lihat seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam memberikan komentar-komentarnya atau bahkan informasi tentuang suatu hal dijejaring sosial. sering adanya komentar yang kurang baik dan saling terjadi pertentangan dan perdebatan yang biasanya tentang SARA itu sering terjadi dalam beberapa situs. Jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun kontra.
pict 1

B. Perilaku Negatif dalam Interpersonal Online-Relation
Selain adanya hambatan dalam terjalinnya hubungan di dunia maya, di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku negatif seperti :
1) Cyber Cheating
Bisa dibilang perselingkuhan. Perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang secara nyata memiliki pasangan di dunia nyata, mereka bisa memiliki pasangan juga didunia maya. Misalkan, pria beristri memiliki sebuah akun di jejaring sosial, sedangkan istrinya tidak. Tanpa sepengetahuan istrinya, si suami memasang status ‘single’ di akun jejaring sosialnya itu. Secara tidak langsung, pria beristri ini berkesempatan untuk memiliki gadis single lainnya. Mengaku jika dia belum mempunyai pasangan, sehingga terjadilah perselingkuhan dengan teman yang berada di sosial medianya. Hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
2) Cyber Flirting
Merayu atau menggoda juga seringkali terjadi dalam media sosial. Cyber flirting adalah suatu hal yang umum/biasa yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun yang menjadi perilaku negatifnya adalah merayu secara berlebihan dan menggunakan bahasa yang tidak sopan dan tidak baik, apalagi jika merayu seseorang yang sudah mempunyai pasangan, maka semakin terjadilah perilaku negatif cyber flirting tersebut.
3) Kebebasan mengakses situs-situs buruk (situs porno)
Dengan kemudahan akses dalam berinternet, banyak situs-situs yang secara sengaja atau tidak sengaja terdapat banner atau iklan yang menampilkan gambar porno. Hal ini terkadang dapat di lihat ileh netter yang berumur masi muda atau belum cukup umur yang jika pc mereka tidak di protect oleh orang tua mereka.
4) Perilaku negatif yang menimbulkan sikap SARA
Kurang adanya norma dan etika ketika kita berkomunikasi bisa saja menimbulkan ucapan atau sikap yang nantinya akan merujuk kepada arah yang menjelekkan suku, agama, atau ras. contoh akun akun yang berisi pro dan kotra dalam jejaring sosial.
pict 2
C. Psikologi Ketertarikan Interpersonal dalam Internet
Melalui internet orang dapat melakukan komunikasi dengan orang lain atau bahkan dengan beberapa komunitas sekaligus, chatting online dengan fasilitas beberapa room yang tersedia memungkinkan seseorang dapat berkomunikasi secara bersama, atau beberapa komunitas website (social networking) seperti Friendster, MySpace, Facebook, atau Twitter memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya ke depan publik. Beberapa individu lebih merasa dirinya nyaman bila bertemu dengan teman di dunia maya dibandingkan teman dalam dunia nyata. Individu yang ketagihan untuk terus chatting dalam menjalin hubungan dengan orang lain secara online. Kecanduan ini secara bertahap akan membuat individu tersebut lebih mementingkan orang yang ia kenal melalui online dibandingkan dalam kehidupan nyata. dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sebagian besar individu yang terlibat dalam komunikasi cyberspace (seperti; mailing list, diskusi group, forum, chat rooms, bulletin boards, dsb) memperoleh pengalaman-pengalaman yang menguntungkan dalam hubungan sosial, akan tetapi tidak berlanjut pada kontak sosial yang nyata. Minimnya komunikasi verbal, dimana individu mencoba memahami teks-teks kalimat yang muncul membuat kondisi tersebut menjadi sebuah tantangan yang menarik bagi pengguna internet (Huang, 1996). Sebuah hubungan interpersonal didasarkan pada tingkat pemahaman teks-teks (kalimat) menjadi daya tarik sendiri bagi beberapa orang, tidak perlu takut dalam mengungkapkan argumentasi, malu dan merasa bebas dalam mengekspresi dirinya dimana pada kenyataan sehari-hari dalam dunia nyata adalah hal yang sulit mengungkapkan perilaku tersebut pada orang asing yang baru kita kenal.
Penyebab daya tarik antara individu yang satu dengan yang lainnya adalah :
1. Kedekatan fisik
2. Kesamaan pendapat dan kepribadian, minat dan pengalaman, gaya interpersonal
3. Adanya rasa suka secara timbal balik (reciprocal liking)
4. Daya tarik fisik.
Ada pula teori-teori ketertarikan interpersonal antara lain :
a. Social Exchange Theory: Gagasan bahwa perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan yang mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
b. Equity Theory: Gagasan bahwa orang akan bahagia dengan hubungan yang dijalinnya bila pengalaman rewards dan costs dan kontribusi antara dua belah pihak diperkirakan seimbang.
Hambatan Psikologi dalam Interpersonal-Relation
Sejalan berkembangnya ketertarikan interpersonal dalam internet muncullah suatu relationship (hubungan) seperti pertemanan, murid-guru, kelompok, hubungan kerja, bahkan hubungan kekasih. Namun dalam berjalannya hubungan tersebut tidak sepenuhnya lancar atau aman, bahkan ada beberapa kejadian dimana suatu hubungan harus hancur karena beberapa hal yaitu :
Identitas Palsu, dalam dunia maya seorang netter dapat menggunakan identitas palsu seperti identitas palsu yang dirancang seseorang pada akun facebooknya, atau bisa juga orang tersebut memalsukan sebagian statusnya seperti seorang yang telah menikan memasang status single pada facebooknya untuk mencari perhatian orang lain atau memudahkannya mencapai sesuatu.
Kurang Terjaminnya Komitmen, setiap hubungan dibutuhkan adanya komitmen dimana kedua belah pihak memiliki suatu persetujuan yang bersifat mengikat. Dalam dunia maya seseorang bisa saja berjanji dan kemudian pooof menghilang begitu saja dan melupakan semua kesepakatan seperti pada kegiatan jual beli online sering terjadi penipuan dimana korban telah menyetor uang tetapi barang tidak dikirim atau sebaliknya, dan kemudian penjual atau pembeli yang belum memenuhi janjinya itu menghilang atau tidak online lagi.
Kurang Berlakunya Norma dan Etika, sering jika anda berkunjung ke situs (yahoo.com) dimana situs tersebut memberikan informasi tentang suatu hal mengenai suatu agama, ragam, atau suku maka anda akan menemui komentar-komentar yang diketik dengan eksplisit dimana pada komentar tersebut menjelek-jelekkan suatu RAS, baik komentar pro ataupun kontra.
Perilaku Negatif dalam Interpersonal Online-Relation
Selain adanya hambatan dalam terjalinnya hubungan di dunia maya di dalamnya juga terdapat beberapa perilaku negatif seperti adanya cyber-cheating dan cyber flirting.
a. Cyber Cheating, atau perselingkuhan yang terjadi di internet dapat terjadi ketika seseorang yang telah memiliki pasangan memiliki hubungan yang dekat pula dengan orang lain. Misalkan seorang istri memiliki akun jejaring sosial dimana mantannya masih terdaftar dalam daftar temanya dan selama ini dia sering chatting dengan kata-kata mesra dan menggoda dengan mantannya itu, maka hal tersebut dapat dikatakan dengan cyber-cheating.
pict 3
b. Cyber Flirting, atau merayu yang dilakukan dalam dunia maya. cyber flirting adalah suatu hal yang umum yang terjadi di jejaring sosial bahkan game. Namun dalam terjadinya banyak terjadi ketidak amanan yang membuatnya dikategorikan sebagai perilaku negatif, contohnya adalah dalam cyber flirting orang bisa menggunakan bahasa yang tidak pantas, ditambah lagi jika dalam terjadinya terdapat kepalsuan identitas maka semakin menjadi perilaku negatif cyber flirting tersebut
pict 4
Daftar Pustaka
1. http://keishafeggy.blogspot.com/2013/12/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup_6794.html
2. http://salsabilasetiawan.blogspot.com/2014/01/psikologi-ketertarikan-interpersonal_2.html
3. http://vennababysoraya.wordpress.com/2013/11/17/tugas-6/
4. http://helloaicita.blogspot.com/2014/01/7-psikologi-ketertarikan-interpersonal.html
5. http://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-interpersonal/
6. http://mayakholkiyah.blogspot.com/2013/11/psikologi-ketertarikan-interpersonal.html
7. http://deathneverlost.wordpress.com/2012/11/18/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-interpersonal/
NPM Nama Jobdesk Link
13514515 Elma Fatika Arum Penyedia laptop http://elmafatikaarum.blogspot.co.id/
16514842 Moranova Mencari Materi http://moranovakusnandar.blogspot.co.id/
17514820 Narulita Septa Aminingtyas Mencari Materi https://nsaminingtyas.wordpress.com/
1A514349 Siti Febbiyanti Aprilia Mencari Materi http://sitifebbiyantia.blogspot.co.id/
1A514936 Ulva Yulia Angraini Editing blog http://ulvayulia24.blogspot.co.id/
1C514069 Vinezzia Ratu Negara Penyedia Internet http://vinezziaratu.blogspot.co.id/

Rabu, 28 Oktober 2015

Aspek Psikologis dari Individu Pengguna Internet.


1
Banyak sekali terjadinya fenemona identitas diri melalui internet secara identitas nyata maupun identitas virtual yang memungkinkan individu mengubah sama sekali identitas nyatanya ke sebuah identitas lain yang sifatnya virtual dan karakteristik seseorang indvidu.
Saat ini banyak sekali jejaring sosial yang bermuculan, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram dan lain-lain. Banyak orang yang mengunakan identitas palsu atau bisa disebut anonim untuk mendaftrakan diri / menjadi penguna aktif dari salah satu jaringan sosial. Antaralain faktor-faktor yang membuat seseorang mengunakan identitas palsu adalah untuk menutup jejak didunia maya, dan menjaga repotasi harga diri. Dimana seseorang ingin meluapkan emosinya didunia maya, tanpa diketahui oleh orang lain siapa dia sebenarnya.
Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak bebicara.
Dalam jurnal ini paparkan oleh Vivi Sahfitri bahwa : Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang telah dilakukan serta sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji korelasi dan regresi diperoleh fakta bahwa secara parsial tidak ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara Variabel pemanfaatan e-learning terhadap Prestasi belajar mahasiswa. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial tidak terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap prestasi belajar Mahasiswa.
2. Pengaruh secara parsial dari variabel pemanfaatan e-learning dengan kemampuan pemahaman mahasiswa berdasarkan uji yang telah dilakukan menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Pada Kondisi ini dapat dijelaskan secara sendiri-sendiri atau parsial terdapat pengaruh pemanfaatan e-learning terhadap kemampuan pemahaman mahasiswa.
3. Hasil pengujian regresi yang dilakukan secara bersama-sama atau uji serentak di peroleh hasil bahwa Pengaruh secara bersama dari variabel pemanfaatan e-learning dengan Prestasi belajar mahasiswa dan kemampuan pemahaman Mahasiswa menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif.
Dalam Jurnal Perilaku Penggunaan Internet pada Kalangan Remaja di Perkotaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astutik Nur Qomariyah, mengenai perilaku penggunaan internet pada kalangan remaja di perkotaan dengan berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah diajukan, maka peneliti dapat menyimpulkan tiga hasil temuan penelitian. Yaitu :
Pertama, usia responden saat pertama kali mengenal dan menggunakan internet ialah 12 tahun. Rata-rata saat itu mereka telah memasuki kelas VII SMP, dimana tugas-tugas sekolah yang diberikan mulai mengharuskan mereka mencari sumber atau bahan-bahannya di internet sehingga mereka dituntut harus bisa menggunakan internet. Sebagian besar remaja perkotaan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa teman sebaya (peer groups) dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali berinternet bagi mereka, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas intenet tertentu yang lebih bersifat kesenangan (seperti: chatting, bermain game online, membuat account di salah satu situs social networking atau bahkan mengunjungi situs-situs pornografi) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Berdasarkan aspek intensitas penggunaan internet, sebagian besar remaja perkotaan lebih sering mengakses internet di warnet meskipun di sekolah mereka terdapat fasilitas internet yang dapat dimanfaatkan secara free (baik di laboratorium komputer atau perpustakaan sekolah). Frekuensi internet yang digunakan bagi remaja perkotaan yang sering mengakses internet di rumah cenderung lebih sering dengan durasi setiap kali mengakses internet lebih lama dibandingkan dengan remaja perkotaan yang sering mengakses internet di tempat lainnya, seperti: warnet, sekolah atau wifi area. Dari jumlah waktu penggunaan internet per bulan menunjukkan bahwa pada umumnya kalangan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di rumah termasuk dalam kategori heavy users (pengguna internet yang menghabiskan waktu lebih dari 40 jam per bulan). Sedangkan remaja di perkotaan yang sering mengakses internet di warnet dan memanfaatkan wifi area publik sebagai tempat akses internet mereka dikategorikan sebagai medium users (pengguna internet yang menghabiskan waktu antara 10 sampai 40 jam per bulan). Sementara itu, bagi remaja di perkotaan yang sering mengakses internet dengan memanfaatkan layanan internet yang tersedia di sekolah menunjukkan bahwa pada umumnya mereka tergolong sebagai light users(pengguna internet yang menghabiskan waktu kurang dari 10 jam per bulan).
Kalangan remaja di perkotaan menggunakan internet untuk untuk empat dimensi kepentingan, yaitu informasi(information utility), aktivitas kesenangan (leisure/fun activities), komunikasi (communication), dan transaksi(transactions).

Pengaruh Usia


Internet juga membawa pengaruh yang signifikan bagi semua kalangan. Oleh karena itu, tidak hanya orang dewasa saja yang sudah mengenal internet tapi anak-anak juga, bahkan mereka sudah bisa menggunakannya secara langsung.
Sebenarnya internet memberikan fungsi secara berlawanan, khususnya bagi anak-anak karena di satu sisi internet memberikan dampak positif namun di sisi lain terdapat dampak negatifnya.
Jika dilihat dari sisi positif,dunia internet sangat berarti bagi anak-anak karena dengan internet anak bisa mencari ilmu pengetahuan atau informasi apa saja dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa ada batasan jarak dan waktu. Selain itu manfaat lain dari internet adalah anak-anak bisa berlatih surat-menyurat dalam bentuk email, saling berbincang atau berkomunikasi dengan yang lainnya dan bisa menambah teman dari berbagai belahan dunia, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan semangat belajar pada anak misalnya dengan memanfaatkan software yang menarik agar minat belajar anak tersebut menjadi tergugah.
Disamping lain internet juga terdapat sisi negatifnya. Kebanyakan dari anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan penasaran yang sangat besar terhadap apa yang baru mereka kenal atau temui. Bisa saja tanpa sengaja seorang anak membuka sebuah situs orang dewasa yang tidak layak mereka lihat. tentunya itu dapat berakibat buruk pada anak tersebut dan mungkin mempengaruhi perkembangannya. Selain itu dampak negatif lain adalah, anak bisa kecanduan internet atau game online yang akan membuat anak tersebut menjadi malas dan tidak mengenal waktu. Jadi seharusnya anak-anak diberikan pengawasan dari orang tua dalam menggunakan internet, sehingga anak dapat diarahkan ke-hal yang lebih positif dan dapat terhindar dari dampak negatif.
Pemanfaatan Internet tentu harus di sesuaikan dengan tingkat usia anak. Usia anak SD rata-rata berkisar antara 7-13 tahun. Dan tingkatan itu semua memiliki cara penanganan yang berbeda. Berikut tahap pengenalan Internet pada anak sesuai tingkat usianya:
USIA 4 S/D 7 TAHUN
Anak mulai tertarik untuk melakukan eksplorasi sendiri. Meskipun demikian, peran orang tua masih sangat penting untuk mendampingi ketika anak menggunakan Internet. Dalam usia ini, orang tua harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi, berdasarkan pengamatan orang tua sebelumnya. Untuk mempermudah hal tersebut, maka orang tua bisa menyarankan kepada anaknya untuk menjadikan sebuah direktori atau search engine khusus anak-anak.
USIA 7 S/D 10 TAHUN
Dalam masa ini, anak mulai mencari informasi dan kehidupan sosial di luar keluarga mereka. Inilah saatnya dimana faktor pertemanan dan kelompok bermain memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang anak. ada masa ini, fokus orang tua bukanlah pada apa yang dikerjakannya di Internet, tetapi berapa lama dia menggunakan Internet.
USIA 10 S/D 12 TAHUN
Pada masa pra-remaja ini, anak yang membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Inilah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi Internet untuk membantu tugas sekolah ataupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. Pada usia ini, sangatlah penting untuk menekankan konsep kredibilitas. Anak-anak perlu memahami bahwa tidak semua yang dilihatnya di Internet adalah benar dan bermanfaat, sebagaimana belum tentu apa yang disarankan oleh teman-temannya memiliki nilai positif.
USIA 12 S/D 14 TAHUN
Inilah saat anak-anak mulai aktif menjalani kehidupan sosialnya. Bagi yang menggunakan Internet, kebanyakan dari mereka akan tertarik dengan online chat (chatting). Masa ini merupakan masa yang tepat bagi kebanyakan orang tua untuk bercerita dan berbagi informasi tentang hal-hal seksual kepada anaknya. Tetapi di sisi lain, pemasangan software filter secara diam-diam ataupun tanpa persetujuan sang anak, bisa berdampak pada timbulnya resistansi sang anak kepada orang tua.
USIA 14 S/D 17 TAHUN
Masa ini adalah masa yang paling menarik dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja dan orangtua. Seorang remaja akan mulai matang secara fisik, emosi dan intelektual. Mereka haus akan pengalaman yang terbebas dari orangtua. Ikatan-ikatan dengan keluarga tidak terlalu diperketat lagi, tetapi tetap tidak menghilangkan peranan pengawasan orangtua.




DAFTAR PUSTAKA
http://fairsalina.blogspot.co.id/2013/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://worldalternativeenergy.wordpress.com/2013/11/09/psikologi-dan-internet-dalam-lingkup-intrapersonal-3-aspek-psikologis-dari-individu-pengguna-internet-dan-aspek-demografis-dari-individu-pengguna-internet/




NPM
Nama
Jobdesk
Link
13514515
Elma Fatika Arum
Mencari materi
16514842
Moranova
Konsumsi
17514820
Narulita Septa Aminingtyas
Penyedia laptop
1A514349
Siti Febbiyanti Aprilia
Penyedia Internet
1A514936
Ulva Yulia Angraini
Mencari materi
1C514069
Vinezzia Ratu Negara
Edit blog




Minggu, 27 September 2015

UPLOAD : 29-08-2015


Netiquette adalah kode etik dalam berperilaku selama user melakukan aktivitas pada jaringan internet seperti pada forum, blog dan mailinglist. Dalam melakukan aktifitas yang menggunakan internet perlu diperhatikan berbagai aturan yang menghindari kita berperilaku tidak sesuai dengan seharusnya. Contoh perilaku yang tidak sesuai dengan etika berinternet adalah membajak atau merusak blog orang lain, menyebarkanluaskan informasi yang tidak bensr dan yang paling sering adalah plagiarisme
Beberapa aturan yang ada pada Nettiquete ini adalah:
Amankan dulu diri anda, maksudnya adalah amankan semua properti anda, dapat dimulai dari mengamankan komputer anda, dengan memasang anti virus atau personal firewall. Jangan terlalu mudah percaya dengan Internet, sehingga anda dengan mudah mengunggah data pribadi anda dan anda harus betul-betul yakin bahwa alamat URL yang anda tuju telah dijamin keamanannya dan yang paling utama adalah, hargai pengguna lain di internet, caranya sederhana yaitu,:
a. jangan biasakan menggunakan informasi secara sembarangan, misalnya plagiat.
b. jangan berusaha untuk mengambil keuntungan secara ilegal dari Internet, misalkan melakukan kejahatan pencurian nomor kartu kredit
c. jangan berusaha mengganggu privasi orang lain, dengan mencoba mencuri informasi yang sebenarnya terbatas.
d. jangan menggunakan huruf kapital terlalu banyak, karena menyerupai kegiatan teriak-teriak pada komunitas sesungguhnya.
e. jangan flamming (memanas-manasi), trolling (keluar dari topik pembicaraan) ataupun junking (memasang post yang tidak berguna) saat berforum.
Pertama: Ingatlah bahwa kita berinteraksi dengan manusia. Jangan lupa bahwa orang yang membaca email atau posting kita benar-benar manusia yang memiliki perasaan. Sehingga:
Jangan berteriak, gunakan huruf kapital dengan bijaksana. Tidak baik melukai perasaan orang lain,
Jangan menggunakan kata-kata yang bersifat sarkasme,
Jangan pernah mengirimkan email atau posting tentang hal-hal yang tidak akan pernah Anda ucapkan secara langsung kepada si pembaca.

Kedua: Standar perilaku di dunia nyata berlaku pula di dunia maya. Konsekuensinya:
1.      Jaga keetisan,
2.      Melawan hukum adalah netiket yang buruk.
Ketiga: Ketahuilah di mana Anda berada di dunia maya. Maka:
Netiket bervariasi dari satu domain ke domain lainnya, Tunggulah sambil mengamati (dengan membaca posting-posting sebelumnya) domain yang akan Anda masuki sebelum Anda berinteraksi di dalamnya.

Keempat: Hargailah waktu dan bandwidth orang lain. Konsekuensinya:
Tidak mengapa jika Anda menganggap apa yang sedang Anda kerjakan saat ini merupakan hal yang terpenting di jagad raya. Namun, jangan berharap bahwa orang lain akan berpikiran sama, Kirim pesan (posting) pada grup diskusi yang sesuai. Tetaplah pada topik diskusi, jika pesan Anda tidak sesuai dengan topik yang ada, jangan kirimkan pesan tersebut. Usahakan untuk tidak menanyakan hal bodoh pada grup. Baca dahulu FAQ (Frequently Asked Questions) sebelum mulai bertanya. Gunakan email japri (jalur pribadi) untuk hal yang bersifat personal daripada mengirimkannya kepada grup, Jangan membuang waktu pembaca yang sudah mahir dengan mengirimkan informasi yang mendasar.

Kelima: Jangan membuat bingung pembaca. Caranya:
Buat email seperti kartu pos. Jaga supaya pesan Anda singkat saja. Jangan terlalu berlebihan dalam mengutip. Dalam membalas pesan kutiplah hanya hal yang penting untuk dibalas. Tulis dan ejalah dengan benar. Tulis seperti Anda menulis sebuah surat. Jaga supaya signature paling banyak empat baris saja, Cek ulang di Web jika Anda mendapat email tentang virus. Jika Anda tidak pasti tentang hal tersebut, jangan meneruskan email tadi ke orang lain. Jangan mengirim spam.
Salah satu rujukan etika komunikasi di internet (cyberspace) adalah artikel Virginia Shea (Netiquette, by Virginia Shea, published by Albion Books, San Francisco (info@albion.com). ©1994 Virginia Shea) berjudul The Core Rule of Netiquette.

Shea memberikan 10 peraturan ketika berinteraksi di dunia maya. Intinya sama dengan etika komunikasi dalam dunia nyata, seperti jangan menyakiti, jangan menyinggung perasaan, berbicara efektif, jangan sungkan minta maaf jika keliru, dan sebagainya.

Berikut ini etika komunikasi di internet atau –dalam istilah Shea– peraturan inti etika berinternet (netiquette/netiket).

Core Rule of Netiquette

1. Remember the human. Jangan lupa, orang yang membaca email atau posting Anda adalah manusia juga yang punya perasaan –bisa tersinggung atau sakit hati. Jadi, jangan menyakiti hati orang lain. Jangan kirim email atau posting yang sekiranya mempermalukan.

2. Adhere to the same standards of behavior online that you follow in real life. Standar etika komunikasi internet sama saja dengan etika komunikasi di dunia nyata, seperti etis, menghargai pendapat orang lain, dan jangan dan melanggar hukum (breaking the law is bad Netiquette).

3. Know where you are in cyberspace. Setiap situs atau forum online biasanya punya aturan main. Maka, taati aturan itu. Baca dulu aturan sebelum gabung. “Intai dulu sebelum melompat” (Lurk before you leap). Sadari Anda ada di forum apa dan bagaimana.

4. Respect other people’s time and bandwidth. Posting pesan yang sesuai dengan grup diskusi. Jangan ajukan pertanyaan bodoh. Baca dokumen FAQ (Frequently Asked Questions) atau “Yang Sering Ditanyakan” (YSD). Jangan posting hal yang sekiranya sudah diketahui anggota grup (don’t waste expert readers’ time by posting basic information).

Jika Anda tidak setuju dengan sebuah forum online, jangan buang waktu dengan “menggugat” mereka. Tinggalkan saja! (If you disagree with the premise of a particular discussion group, don’t waste the time and bandwidth of the members by telling them how stupid they are. Just stay away).

5. Make yourself look good online. Cek grammar dan ejaan (tata bahasa) sebelum posting. Pahami yang Anda katakan dan pastikan ia masuk akal.

6. Share expert knowledge. Bagi pengetahuan dan wawasan Anda.Sedekah ilmu! Jawab pertanyaan yang ada jika Anda tahu.

7. Help keep flame wars under control. Kendalikan emosi Anda! Jangan posting apa pun dalam keadaan marah! Jangan posting atau kirim komentar yang bernada amarah tinggi! Ada pepatah: Sesuatu yang di mulai dengan rasa marah akan menghasilkan penyesalan. Jangan ragu minta maaf jika Anda keliru atau menginggung perasaan orang lain.

8. Respect other people’s privacy. Hargai privasi orang. Jangan baca email, pesan, atau inboks pribadi orang lain. Don’t read other people’s private email!

9. Don’t abuse your power. Jangan menyalahgunakan kekuasaan. Jangan korupsi! Makin besar kekuasaan yang Anda mikiki, kian penting bagaimana menggunakannya.

10. Be forgiving of other people’s mistakes. Jika orang lain salah, maafkan saja.
Kepatuhan atau pelanggaran atas netiket di atas akan menjadi cermin beradab-tidaknya seseorang di dunia maya, mungkin juga sekaligus cermin moralitas dan perilakunya di dunia nyata.
Macam-macam pelanggaran dalam kode etik di internet (Netiquette)
1.      Flaming
Flaming adalag pencacimakian sebuah pesan di mana penulisnya menyerang penerimanya dengan berbagai istilah yang terlalu kasar atau sering kali pribadi. Pesan semacam ini meliputi kata-kata yang bersifat menghina mengenai pihak lain atau perusahaan. Resiko dari pencacimakian akan lebih serius karena adanya hukum federal yang berkaitan dengan berbagai isu seperti pelecehan seksual. Pengendaliannya meliputi pelatihan dan kebijakan untuk melarang pencacimakian dengan menerapkan berbagai hukuman jika tertangkap.
Contoh kasus dari Flaming adalah ada seorang dari penggemar penyanyi A yang menjelekkan penyanyi B karna kalah voting di sebuah ajang pengumpulan suara terbanyak untuk memenangkan kategori penyanyi terbaik tahun ini. Dengan sombongnya penggemar penyanyi A menghina penyanyi B tidak pantas mendapatkan kemenangan dari kategori tersebut lalu ada penggemar penyanyi B yang melihat penggemar penyanyi A menjelekkan idolanya tanpa di sangka penyanyi B tersulut emosi dan mereka saling lempar kata-kata kasar dan berujung perang di twitter atau sosial media dengan saling melemparkan kata-kata kasar yang berujung menghina satu sama lain.

2.      Trolling
Trolling adalah sebuah pesan atau komentar yang sering disalah gunakan oleh pengguna internet yang bertujuan untuk membangkitkan tanggapan emosional atau kemarahan dari pengguna lain, biasanya sering digunakan dalam debat-debat panas, memojokkan lawan diskusi bahkan untuk mereka yang tidak tahu etika dalam penggunaan Internet. istilah ini juga sering disalahgunakan untuk memojokkan lawan diskusi untuk debat debat panas dan sering juga disalahterapkan untuk mereka yang tidak perduli terhadap etika. Trolling sering di dekskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran, dimana batas-batas dan aturan etika diabaikan. Mereka yang mengaku sebagai troll sering memposisikan diri untuk menantang pendapat umum atau asumsi umum dari forum yang mereka ikuti, dengan tujuan untuk mengalihkan atau mengenalkan cara berpikir yang baru.
Contoh kasus dari Trolling adalah ketika masuk ke dalam sebuah forum diskusi yang mendiskusikan masalah politik, awalnya terlihat netral sampai pada akhirnya ada seseorang yang menyulutkan perdebatan karna merasa tidak terima dengan usul atau pendapat dari orang lain lalu ada orang lain yang juga sependapat dengan orang yang tidak terima dengan usul tersebut dan menjadikan forum diskusi tersebut memanas menjadikan beberapa orang yang tadinya netral menjadi tersulut emosi dan menjadi mereka dua kubu yang berlawanan saling memojokkan satu sama lain.

3.       Junking
Junking adalah mempublish sesuatu yang tidak bermanfaat bagi orang banyak dan termasuk spam. Itu termasuk penggunaan kata-kata sara, mengkonfrontasi seseorang, membuat tulisan atau postingan yang sama sekali tidak bermanfaat
Contoh kasus dari Junking adalah sekarang semakin banyak Junker. Banyak akun akun yang tidak jelas yang sering melecehkan orang lain di dunia maya. Contohnya di twitter sering saya temui. Pada saat itu ada akun dari Malaysia yang juga berbahasa Malaysia melecehkan Indonesia, Begitupun sebaliknya. Adapula artis yang menjelek jelekkan sesama artis di media sosial yaitu "twitter" yang berujung dengan pertengakaran di dunia nyata akhirnya.


Daftar Pustaka

1.      Irwansyah,Edy. (2014). Pengantar Teknologi Informasi. Deepublish; Yogyakarta
4.      Hall, A, James. Singleton, Tommie. (2007). Audit Teknologi Informasi dan Assurance Edisi 2. Sout-Western; Singapore

6.      https://iqbalaul.wordpress.com/2013/10/07/pti-netiquette/



Kelompok 6
Jobdesk

NPMNamaJobdesk
13514515Elma Fatika ArumMencari materi
16514842MoranovaKosumsi
17514820Narulita Septa AMencari materi
1A514349Siti Febbiyanti ApriliaPenyedia laptop
1A514936Ulva Yulia AngrainiNgedit Blog
1C414069Vinezzia Ratu NegaraPenyedia Internet

Senin, 10 Agustus 2015

Kreativitas Dalam Editing Photo



PENGANTAR KREATIFITAS DAN KEBERBAKAT
“KREATIVITAS DALAM EDITING PHOTO"
 
 

AMELIA PERTIWI                                          10514947
AYU RACHMAWATY                                    11514885
RESTI ANUGRAHSARI                                  19514092
SHAVIRA NAZLI ARIESTA                          1A514205
ULVA YULIA ANGRAINI                           1A514936
                                      KELAS : 1PA06

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Salam sejahtera untuk kita semua
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT dan sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kita ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami Dr. Ira Puspitawati dan juga teman-teman yang telah bekerja sama demi terselesainya makalah ini.
Makalah ini kami buat agar pembaca dapat mengetahui tentang kreativitas tentang editing photo dan juga untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Pengembangan Kreativitas dan Keberbakat.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, kurang lebihnya kami mohon maaf jika ada penulisan kata dan kalimat yang kurang berkenan, Karena itu saran dari anda sangat kami harapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
                                                                                                     Depok, Agustus 2015
                                                                                                            Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ..............................................................................................4
1.2  Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3  Tujuan Masalah .............................................................................................5
1.4  Manfaat Penulisan .........................................................................................5
BAB II : DASAR TEORI
2.1 Dasar Teori ..................................................................................................6
2.1.1 Konsep Dasar Fotografi, Kreativitas dan Editing...........................6
2.2 Pembahasan................................................................................................. 9
2.2.1 Klasifikasi Fotografi ........................................................................9
2.2.2 Tujuan Editing Foto ...................................................................... 10
2.2.3 Hal-hal yang Diperhatikan pada Software Editing Foto ............... 11
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ....................................................................................... 13
3.2 Populasi dan Stempel....................................................................................13
3.3 Subjek Penelitian..........................................................................................13
3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................................13
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................14
3.6 Teknik Pengolahan Data...............................................................................14
            3.6.1 Perancangan Konsep Dasar...........................................................14
            3.6.2 Penghitungan Hasil Kuisioner............................................................14
BAB IV : HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan.......................................................................16
            4.1.1 Kuisioner 1.........................................................................................16
            4.1.2 Kuisioner 2.........................................................................................20
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................23
5.2 Lampiran...........................................................................................................24
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 25

BAB I: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sejak diperkenalkannya fotografi pada tahun 1826, dimana pada saat itu fotografi dikenal sebagai kajian ilmu yang sangat baru dan awam bagi masyarakat dunia. Seiring berjalannya waktu dan jaman kini fotografi perkembangannya demikian pesat. Perkembangan teknologi yang canggih pengambilan gambar saat ini bisa dilakukan setiap hari hampir 24 jam, dengan teknik pencahayaan pengambilan gambar akan terlihat mudah.
Perkembangan dunia fotografi di Indonesia mengalami perubahan yang sangat drastis sejak bermulanya teknologi fotografi digital. Batasan-batasan yang ada sebelumnya (decade fotografi film/seluloid) seakan dapat ditembus dengan luar biasa. Imajinasi seakan begitu mudah untuk diwujudkan dalam sebuah karya fotografi. Kesalahan dapat langsung dikoreksi dengan melihat layar pada kamera digital dan tidak ada lagi kekhawatiran tentang batasan jumlah frame yang dapat disimpan. Dengan adanya teknologi digital, fotografi pun kini memiliki ruang gerak yang lebih leluasa. Kemudahan, kemurahan, kecepatan dan ketepatan yang luar biasa mampu menarik banyak kalangan untuk bergeser dari lembar film beralih ke digital.
      Seiring dengan perkembangan teknologi fotografi di indonesia, khususnya bagi para remaja, fotografi tidak hanya sebagai sarana atau alat untuk mengabadikan suatu kejadian saja tetapi juga menjadi sarana atau alat dalam bidang seni dan alat komunikasi.
Banyak dari para remaja menggunakan teknik editor foto untuk menjadikan hasil foto yang sebelumnya menjadi lebih baik bahkan jauh berbeda dari hasil sebelumnya. Baru-baru ini banyak kejadian-kejadian yang menyalahgunakan editing foto untuk hal-hal yang tidak semestinya dan merugikan berbagai pihak. Ini lah salah satu alasan kami memilih judul tentang editing foto ini.
1.2  Rumusan Masalah
     1.2.1        Apa yang dimaksud dengan fotografi dan editing?
     1.2.2        Apa saja klasifikasi fotografi?
     1.2.3        Apa saja tujuan dari editing foto
     1.2.4        Apa yang harus diperhatikan pada software edit foto?
     1.2.5        Bagaimana hasil tes angket dari para responden?
1.3  Tujuan Penulisan
     1.3.1        Mengetahui pengertian fotografi dan editing
     1.3.2        Mengetahui klasifikasi dari fotografi
     1.3.3        Mengetahui apa saja tujuan dari editing foto
    1.3.4        Mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam menggunakan software edit foto
     1.3.5        Mengetahui hasil tes angket dari para responden
1.4  Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan pengetahuan–pengetahauan tentang fotografi, editing foto, teknik fotografi yang baik dan hal-hal yang diperhatikan dalam software edit foto.
BAB II: DASAR TEORI
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Konsep Dasar Fotografi, Kreativitas dan Editing
a.       Definisi Fotografi
Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "photos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
b.      Sejarah singkat Fotografi
Sejarah Fotografi dimulai pada abad ke-19. Tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada saat itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura. 
Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, sebut saja Aristoteles pada abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM, yang berusaha untuk menciptakan serta mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Melalui perusahaan Kodak Eastman, George Eastman mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.
Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single Lens Reflex maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera Nikon yang kemudian disusul dengan Canon. Tahun 1972 kamera Polaroid temuan Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
c.       Definisi Kreativitas
Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.
Daya cipta di masa kini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor: keturunan dan lingkungan.
d.      Definisi Editing
Editing adalah proses menggerakan dan menata video shot/hasil rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi seperti Titling, Colour Correction, Sound Mixing.
Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman sendiri. Pekerjaan editing berkaitan dengan sebagai berikut:
1.      Istilah editing telah dikenal luas dan banyak orang memberi pemahaman sendiri. Pekerjaan editing berkaitan dengan sebagai berikut:Menata, menambahkan atau memindahkan foto
2.      Menerapkan colour correction, filter dan sebagainya
e.       Peralatan Pendukung
Peralatan utama yang mendukung untuk fotografi dan editing, antara lain:
a.       Kamera
Kamera merupakan alat yang digunakan dalam kegiatan fotografi untuk merekam pemandangan atau objek yang tertangkap oleh lensa, kemudian dapat disimpan dan diolah lebih lanjut. Mekanisme kamera mirip dengan cara kerja mata kita melihat pemandangan.
Beberapa jenis kamera yang sering digunakan, antara lain: kamera saku, kamera instan, kamera SLR dan kamera digital.
b.      Aplikasi Software Editor Foto
Merupakan software-software yang membantu untuk meng-edit hasil foto.
Berikut merupakan beberapa aplikasi software editor foto yang biasa digunakan untuk PC dan laptop:
-Adobe Photoshop
-Photoscape
-Adobe Lightroom
-Photofiltre
2.2 Pembahasan
2.2.1 Klasifikasi Fotografi
Sebenarnya pengklasifikasian fotografi ini sulit dan bersifat subjetif, namun secara umum dapat dibagi atas 5 bidang yaitu:
a.       Lokasi dan jenis objek : Urban, Travel, Natural, Wild Life, Under Watrer Photography
b.      Aktivitas manusia : Wedding, Event
c.       Ilmu Pengetahuan (Science) : Forensic, Science
d.      Konsep : Art, Documentary
e.       Teknik/peralatan : Wide, Macro
Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas foto menurut Rahmad Agus Koto (2012), adalah:
a.       Kondisi Objek
Bisa dikatakan kondisi objek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang bagus. Apakah ekspresi dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang terjadi.
b.      Pencahayaan (Exposure)
Masalah cahaya ini, tergantung tujuan foto yang diambil, bisa saja foto yang agak gelap atau terlalu terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagus itu harus pas.
c.       Warna
Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia fotografi. Seorang graphic designer atau fashion designer sangat paham memainkan warna.
d.      Fokus/Ketajaman (Sharpness)
Penggunaan manual fokus butuh latihan yang sering, untuk pemula dianjurkan memakai autufokus terlebih dahulu.
e.       Komposisi
Prinsip dasarnya adalah seimbang. Perhatikan orientasi yang cocok portrait atau landscape, biasanya panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan landscape, sedangkan objek yang vertikal cocok menggunakan portrait. Teknik komposisi diantara lain, framing, geometric dan freedom.
f.       Sudut pandang (Viewing Angel)
Sudut pandang sangat dipengaruhi oleh sense seni si fotografer, dari sudut mana pengambilan foto yang menarik dan “menjelaskan” objek.
2.2.2 Tujuan Editing Foto
Editing biasa digunakan untuk menutupi kesalahan pengambilan gambar sehingga tidak harus mengulang pengambilan gambar, tidak sebatas itu tujuan editing antara lain:
a)      Merangkai gambar hasil shooting menjadi sebuah paket yang dapat dinikmati.
b)      Hasil shooting lebih dapat diolah dengan baik karena dapat memilih stok gambar sesuai keinginan.
c)      Memberikan transisi.
d)     Memberikan grafis dan title.
e)      Mengubahnya/export menjadi format lain.
f)       Membuat hasil foto menjadi lebih bagus
Meskipun tujuan editing foto banyak kegunaannya, tetapi banyak orang yang menggunakan editing foto untuk hal-hal yang tidak pantas seperti memanipulasi foto yang dapat merugikan pihak-pihak yang terlibat.
2.2.3 Hal-Hal yang Diperhatikan pada Software Editing Foto
Seperti beberapa program-program yang tidak familiar, kita memang harus mempelajari dan membiasakan dalam menggunakan software edit foto. Carilah sebuah program/software yang sesuai dengan skills fotografi kalian dan dapat mengakomodasi perkembangan kalian dalam mengedit foto. Setiap program edit foto dilengkapi dengan banyak tools, filter dan adjustments/pengaturan yang dapat kalian gunakan untuk mengolah gambar, tapi tetap diingat apa hasil akhir dan doto yang kalian inginkan. Kriteria berikut dapat membantu kalian dalam memilih software editor foto yang tepat untuk kalian, antara lain:
a.      Editing Tools
Aplikasi edit foto yang terbaik pasti memiliki toolbox yang penuh dengan editing tools dan options. Fitur-fitur seperti lighting dan contrast adjusment, red eye correction, layers and color management merupakan tools basic terpenting yang harus dimiliki sebuah software editor.
b.      Organizing
Program edit foto yang bagus pasti memiliki kemampuan untuk mengorganisir foto kalian sehingga mudah diakses. Kemampuan untuk mengurutkan gambar berdasarkan thumbnails, rating atau keyboard itu sangat berharga. Dengan kecenderungan orang-orang yang mengambil dan menyimpan gambar/foto dalam jumlah banyak, fitur organizing yang mampu mengkategorikan gambar kalian sesuai dengan yang kalian harapkan.
c.       Import Formats
Program harus memiliki dukungan untuk file format yang luas. Kita tentu tahu bahwa JPG, PNG, TIF dan GIF merupakan format yang paling umum. Namun dengan perkembangan dan perubahan di era fotografi digital saat ini, semakin banyak format file gambar yang didukung tentu jauh lebik baik.
d.      Sharing
Software editing foto yang bagus seharusnya memberikan tools kepada kalian untuk bisa men-sharing hasil foto yang telah kalian edit. Misalnya di-share melalui email, web slideshow dan juga situs media sosial seperti facebook, path, instagram, twitter, dsb.
e.       Kemampuan Output
Software harus fleksibel dan efektif dalam menyimpan gambar sehingga tetap dapat dibuka oleh program lain dan digunakan untuk pencetakan/printing, email, dan di web. Ketersediaan template-template untuk membuat kartu, halaman scrapbook, foto collage dan slideshow juga penting dan merupakan hal yang sangat bagus jika kalian memiliki rencana untuk memanfaatkan kreatifitas kalian.
f.        Help/Documentation/Support
Tutorial yang menunjukkan bagaimana cara menggunakan program tentu sangat-sangat berguna dan kunci untuk membantu kalian mengetahui dan memanfaatkan fungsi-fungsi dari fitur yang ditawarkan. Dan juga support melalui email dan telepon dari developer program.
BAB III: METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Di dalam tugas ini kami memakai metode kuantitatif deskriptif.
3.2 Populasi dan Sampel
            Populasi adalah sekumpulan data yang mempunyai karakteristik yang sama. Dalam penelitian yang kami lakukan, populasi disini adalah para remaja yang menggemari fotografi yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 20 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Dengan rentan usia 16 sampai 19 tahun. Dari 30 responden(subjek) , dua diantaranya dari 30 responden, antara lain:
3.3 Subjek Penelitian
            Di dalam penelitian ini kami memakai remaja yang menggemari fotografi yang berusia 16 sampai dengan 19 tahun sebagai subjeknya. Beberapa subjeknya antara lain:
1.      Bunga (Perempuan) (16 tahun)
Menyukai mengambil foto tentang keindahan alam, mudah bergaul
2.      Adi Asgaf (Laki-laki) (19 tahun)
Perfectionist dan sangat menyukai fotografi
Karakteristik subjek tersebut kami dapatkan berdasarkan pengamatan langsung saat penelitian.
3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan terhitung sejak dilakukan perncanaan penelitian sampai dengan penyelesaian laporan hasil penelitian. Dalam kurun waktu tersebut mencakup semua proses penelitian, dimulai dari mencari judul, merancang angket, menyebarkan angket sampai dengan penulisan laporan penelitian. Lokasi penelitian kami yaitu rumah salah satu subjek di sekitar Depok.
Berikut adalah urutan penelitian berdasarkan waktu pelaksanaannya yaitu:
a.       Mencari ide dan mengajukan judul “Kreatifitas dalam Editing Photo” pada pertengahan April.
b.      Membuat pertanyaan-pertanyaan angket pada akhir mei sampi awal Juni.
c.       Penyebaran kuisioner pada hari Sabtu 01 Agustus 2015.
d.      Penulisan laporan dilaksanakan setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data primer kami dapatkan dari hasil studi pustaka dan hasil kuisioner.
a.       Studi Pustaka
Studi pustaka adalah data yang diperoleh dari sumber literatur yang ada kaitannya dengan penelitian yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembahasan masalah. Sumber literatur yang kami maksud yaitu berupa buku dan e-book.
b.      Kuisioner
Menurut Sugiyono (2008) kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang berisi pertanyaan tentang suatu penelitian yang dijawab oleh responden.
3.6 Teknik Pengolahan Data
3.6.1 Perancangan Konsep Dasar
            Kami mengumpulkan beberapa sumber pustka mengenai konsep dasar tentang kreativitas, fotografi dan editing foto.
3.6.2 Penghitungan Hasil Kuisioner
            Kami memakai 2 kuisioner. Kuisioner pertama kami memberikan pilihan untuk menjawab pertanyaan. Sedangkan kuisioner kedua kami memberika pilihan “Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”.
Langkah-langkah yang kami gunakan untuk mendapatkan kesimpulan dari isi kuisioner, antara lain:
a.       Kuisioner 1
Pada Kuisioner 1 kami menggunakan tabel yang berisikan pertanyaan dan pilihan jawaban beserta frekuensi jawaban dari totl responden dan menghitung persentasenya. Untuk mendapatkan persentase kami menggunakan rumus sebagai berikut: 
P = f/n x100%
Keterangan:
P = Prosentase
f = frekuensi dari setiap jawaban angket
n = Jumlah responden
100 = Bilangan tetap
b.      Kuisioner 2
Pada kuisioner 2 ini kami juga menggunakan tabel dan skor.
-Sangat Setuju             : 4
-Setuju                         : 3
-Tidak Setuju              : 2
-Sangat Tidak Setuju  : 1
Untuk mendapatkan persentase kami menggunakan rumus sebagai berikut: 
Persentase Skor = Skor total / 4x30
Keterangan :
- Skor Total: Jumlah leselrahan skor dari pertanyaan-pertanyaan
- 4 : Jumlah skor yang tertinggi
- 30: Jumlah responden
Hasil dari persentase tersebut selanjutnya dimasukan ke dalam tabel lain dengan skala sikap seperti diawah ini:
0 %
Tidak Seorang pun
0% sampai 25%
Sebagian kecil
25% sampai 49%
Hampir setengahnya
50%
Setengahnya
50% sampai 75%
Hampir sebagian besar
75% sampai 99%
Sebagia besar
100%
Seluruhnya
                                   
BAB IV: HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasannya
4.1.1 Kuisioner 1
            Kuisioner 1 terdiri dari 5 pertanyaan.
1.      Aplikasi editor apa yang sering anda gunakan?
Tabel 1.1
Aplikasi editor yang sering digunakan
No
Pilihan
Frekuensi (f)
Persentanse (%)
1
Photoshop
15
50
2
Photobie
10
33.3
3
PhotoFiltre
5
16.7
Jumlah
30
100
Angket ini kami maksudkan untuk mengetahui aplikasi editor apa yang sering digunakan para remaja yang kami teliti. Setengah dari remaja menggunakan aplikasi photoshop untuk meng edit hasil foto mereka. Hal ini dinyatakan sebanyak 15 orang (50%). Baru kemudian yang memakai aplikasi photobie sebanyak 10 orang (33.3%) dan yang menggunakan photofiltre sebanyak 5 orang (16.7%).
2.      Berapa foto yang biasa anda edit atau yang anda ambil dalam 1 hari?
Tabel 1.2
Jumlah foto yang di edit atau diambil dalam sehari
No
Pilihan
Fekuensi (f)
Persentase (%)
1
2-3 foto
6
20
2
4-5 foto
10
33.3
3
5-6 foto
14
46.7
Jumlah
30
100
Angket ini kami maksudkan untuk mengetahui jumlah foto yang biasa para remaja ini ambil atau edit. Hampir setengah dari remaja yang meng edit atau mengambil foto sebanyak 5 sampai 6 foto. Hal ini dinyatakan sebanyak 14 orang (46.7%). Baru kemudian yang meng edit foto sebanyak 2 sampai 3 foto yaitu 6 orang (20%) dan yang meng edit foto sebanyak 4 sampai 5 foto  yaitu 10 orang (33.3%).
3.      Kamera apa yang sering anda gunakan untuk mengambil foto atau gambar?
Tabel 1.3
Kamera yang sering digunakan
No
Pilihan
Fekuensi (f)
Persentase (%)
1
Dslr
17
56.6
2
Pocket
8
26.7
3
Mirrorless
5
16.7
Jumlah
30
100
Angket ini kami maksudkan untuk mengetahui kamera apa yang biasa para remaja ini gunakan. Hampir sebagian besar dari remaja yang menggunakan kamera dslr Hal ini dinyatakan sebanyak 17 orang (56.6%). Baru kemudian yang menggunakan kamera pocket sebanyak 8 orang (26.7%) dan yang menggunakan kamera mirrorles sebanyak 5 orang (16.7%).
4.      Menurut anda lokasi mana yang bagus untuk pengambilan foto?
Tabel 1.4
    Lokasi yang bagus
No
Pilihan
Fekuensi (f)
Persentase (%)
1
Pegunungan
13
43.3
2
Pedesaan
8
26.7
3
Pantai
9
30
Jumlah
30
100
Angket ini kami maksudkan untuk mengetahui lokasi mana yang bagus untuk mengambil foto bagi para remaja. Hampir setengah dari remaja yang memilih pegunungan sebagai lokasi yang bagus. Hal ini dinyatakan sebanyak 13 orang (43.3%). Baru kemudian yang memilih pedesaan sebanyak 8 orang (26.7%) dan yang memilih pantai sebanyak 9 orang (30%).
5.      Tujuan anda menggunakan aplikasi editor foto?
Tabel 1.5
Tujuan menggunakan editor foto
No
Pilihan
Fekuensi (f)
Persentase (%)
1
Untuk lebih memperindah hasil foto
13
43.3
2
Untuk mengikuti jaman
10
33.3
3
Hanya untuk coba-coba (iseng)
7
23.4
Jumlah
30
100
Angket ini kami maksudkan untuk mengetahui tujuan para remaja ini menggunakan aplikasi editor. Hampir setengah dari remaja yang bertujuan untuk lebih memperindah hasil foto. Hal ini dinyatakan sebanyak 13 orang (43.3%). Baru kemudian yang bertujuan untuk mengikuti jaman sebanyak 10 orang (33.3%) dan yang bertujuan hanya untuk coba-coba sebanyak 7 orang (23.4)
4.1.2 Kuisioner 2
Kuisioner 2 terdiri dari 11 pertanyaan


Responden
Pertanyaan ke-
Jenis Kelamin
Usia
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
1
3
2
1
4
3
2
4
2
2
3
4
P
17
2
4
2
3
4
2
4
4
2
2
3
3
P
18
3
3
3
1
4
4
4
4
2
2
3
3
L
17
4
2
4
2
3
3
4
3
2
3
4
4
P
18
5
4
4
1
4
2
4
2
1
2
3
3
L
18
6
3
2
1
2
4
4
4
1
2
3
4
L
19
7
3
3
2
2
3
4
4
1
1
2
4
P
16
8
4
3
2
3
3
4
2
1
1
2
4
P
17
9
3
3
1
3
3
4
2
1
1
3
4
P
17
10
2
4
1
3
3
3
3
2
2
3
3
P
18
11
2
4
3
4
2
3
3
2
2
3
3
P
19
12
4
2
2
4
2
2
1
3
2
4
2
P
16
13
3
4
1
1
3
4
2
3
2
2
4
L
18
14
2
4
2
2
1
4
4
2
3
2
4
P
18
15
4
2
3
3
4
3
4
2
3
2
3
L
19
16
4
3
1
4
2
3
3
1
2
3
3
P
19
17
3
4
2
4
3
3
2
1
2
2
4
L
16
18
3
2
4
3
1
4
2
1
1
3
2
P
17
19
2
3
1
1
2
4
2
2
1
3
2
P
17
20
4
4
3
2
4
4
3
2
3
3
2
L
18
21
4
4
2
3
2
2
3
2
2
4
3
P
18
22
3
2
1
2
4
4
4
1
2
2
4
P
17
23
4
2
2
4
1
4
2
1
1
2
4
L
19
24
3
2
1
3
3
4
4
1
3
3
3
P
18
25
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
P
16
26
4
3
3
4
3
4
2
2
3
3
2
P
18
27
4
4
2
2
3
3
2
2
3
3
4
P
17
28
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
4
L
18
29
2
3
1
4
4
2
3
1
2
3
4
P
19
30
3
3
1
3
2
2
3
1
1
2
3
L
18
Skor Total
104
90
56
91
79
103
85
50
61
82
99
L = 10       P= 20
Rata-Rata Skor
3.47
3
1.87
3.03
2.63
3.43
2.83
1.67
2.03
2.73
3.3

Persentase (%)
86.7
75
46.7
75.8
65.8
85.8
70.8
41.6
50.8
68.3
82.5





Hasil Persentase tersebut kami masukan ke dalam tabel skala sikap


No
Pertanyaan
Skor Total
Persentase (%)
Keterangan
1
Tripod membantu anda dalam mengambil foto.
104
86.7
Sebagian Besar
2
Dalam mengambil foto, latar belakang objek mempengaruhi hasil foto.
90
75
Hampir Sebagian Besar
3
Menggunakan editor photo hal yang merugikan.
56
46.7
Hampir Setengahnya
4
Keindahan sangat diperlukan dalam  anda mengambil foto.
91
75.8
Sebagia Besar
5
Dengan menggunakan aplikasi editor photo, lalu hasil foto tersebut dapat menghasilkan uang.
79
65.8
Hampir Sebagian Besar
6
Dengan menggunakan aplikasi editor photo dapat membuat efek cahaya foto anda lebih cerah dan menarik.
103
85.8
Seagian Besar
7
Setelah anda meng-edit hasil foto anda, anda membagikannya melalui media sosial yang anda miliki.
85
70.8
Hampir Sebagian Besar
8
Untuk menghasilkan hasil foto yang bagus diperlukan kursus foto(fotografi).
50
41.6
Hampir Setengahnya
9
Untuk dapat menggunakan aplikasi (software) dengan baik diperlukan kursus software fotografi.
61
50.8
Hampir Sebagian Besar
10
Lensa wide membantu anda untuk memotret dengan sudut pandang yang luas.
82
68.3
Hampir Sebagian Besar
11
Apakah anda setuju meng-edit foto dengan hasil yang bagus/baik termasuk kreatif.
99
82.5
Sebagian Besar
Pembahasan dari hasil persentase tersebut , antara lain:
1.      Pada pertanyaan 1 dengan hasil skor 104 (86.7%) menunjukan bahwa sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa tripod membantu mereka saat mengambil foto.
2.      Pada pertanyaan 2 dengan hasil skor 90 (70%) menunjukan bahwa hampir sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa latar belakang objek mempengaruhi hasil foto.
3.      Pada pertanyaan 3 dengan hasil skor 56 (46.7%) menunjukan bahwa hampir setengahnya dari para responden mengemukakan bahwa menggunakan editor photo hal yang tidak merugikan.
4.      Pada pertanyaan 4 dengan hasil skor 91 (75.8%) menunjukan bahwa sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa keindahan sangat diperlukan saat mengambil foto.
5.      Pada pertanyaan 5 dengan hasil skor 79 (65.8%) menunjukan bahwa hampir sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa hasil dari foto dengan menggunakan editor photo dapat menghasilkan uang.
6.      Pada pertanyaan 6 dengan hasil skor 103 (85.8%) menunjukan bahwa sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa menggunakan aplikasi editor photo dapat membuat efek cahaya foto lebih cerah dan menarik.
7.      Pada pertanyaan 7 dengan hasil skor 85 (70.8%) menunjukan bahwa hampir sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa setelah mereka meng-edit foto, hasil foto tersebut dibagikannya ke media sosial.
8.      Pada pertanyaan 8 dengan hasil skor 50 (41.6%) menunjukan bahwa hampir setengahnya dari para responden mengemukakan bahwa menghasilkan foto yang bagus tidak harus mengikuti kursus fotografi.
9.      Pada pertanyaan 9 dengan hasil skor 61 (50.8%) menunjukan bahwa hampir sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa untuk menggunakan aplikasi editor photo tidak harus mengikuti kursus software fotografi.
10.  Pada pertanyaan 10 dengan hasil skor 82 (68.3%) menunjukan bahwa hampir sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa menggunakan lensa wide membantu mereka untuk memotret dengan sudut pandang yang luas.
11.  Pada pertanyaan 11 dengan hasil skor 99 (82.5%) menunjukan bahwa sebagian besar dari para responden mengemukakan bahwa meng edit foto dengan hasil yang baik termasuk kreativitas.


BAB V: PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Fotografi adalah proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Sesuai dengan hasil penelitian kami di kalangan remaja fotografi menjadi sebuah hobi yang sangat diminati. Selain itu hasil dari foto tersebut dapat mereka olah menjadi lebih baik dengan menggunakan aplikasi editing photo. Banyak dari mereka yang menghasilkan foto yang kreatif dan dapat memotivasi orang banyak dengan adanya quote-quote di foto tersebut.
Berdasarkan hasil kuisioner dari para responden, kami mendapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar dari para remaja menggunakan editing foto untuk memperindah hasil foto mereka, mereka juga setuju jika menggunakan aplikasi editing dan hasilnya baik termasuk dalam kreatifitaa. Kebanyakan dari mereka menggunakan software Photoshop sebagai aplikasi editing nya. Mereka juga mengemukakan bahwa sebenaranya menggunakan aplikasi editing foto tidak merugikan selama orang yang memakainya bisa bertanggung jawab atas hasil foto tersebut. Dan mereka pun tidak setuju jika mereka perlu mengikuti kursus khusus fotografi untuk mendapatkan hasil foto yang baik. 



5.2 Lampiran
              Lampiran ini berisi beberapa foto yang sempat kami ambil



 
DAFTAR PUSTAKA
Sudjojo,M. (2010). Tak-Tik Fotografi. Jakarta: Bukune
Widiatmoko, D., dan Jimmy, W.B. (2006). 101 Tip dan Trik Dunia Fotografi dan Seni Digital. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Campbell, D. (1986). Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Pustaka Kaum Muda.
Daya Cipta. https://id.wikipedia.org/wiki/Daya_cipta. Diakses pada tanggal 28 Juli 2015.
Pratama, B. Definisi dan Tujuan Editing. https://asiaaudiovisualra09nizwarrivan.wordpress.com/tag/definisi-dan-tujuan-editing/. Diakses pada tanggal 28 Juli 2015.

Follow Me on Instagram @ulllva