Nama
: Ulva Yulia Angraini
NPM
: 1A514936
Kelas
: 1PA06
Pengembangan Makanan Tradisional Gudeg dan Rendang
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Makanan
tradisional Indonesia merupakan cerminan budaya dan tradisi dari berbagai
daerah di Indonesia. Jenis makanan tradisional dalam bentuk olahan di Indonesia jumlahnya sangat banyak
dan setiap daerah diIndonesia memiliki masakan dengan rasa khas tersendiri.
Beberapa masakan daerah di Indonesia sudah popular di dunia Internasional
seperti rendang,gudeg makanan olahan
dari tempe, gado-gado, dan makanan berbahan baku ikan.
Namun akibat globalisasi masyarakat mulai meninggalkan
makanan tradisional dengan makanan cepat saji yang lebih mudah di buat dan
tidak repot untuk memasaknya. Dimana kita ketahui jika makanan tradisional
membutuh waktu lama untuk membuatnya dan banyak membutuh rempah-rempah agar
menjadi makanan yang lezat. Karena itu sekarang telah dibuat makanan
tradisional dalam kemasan kaleng supaya masyarakat dapat mengkomsumsi makanan
tradisional dimana saja dan kapan saja. Untuk saat ini makanan tradisional
dalam bentuk kemasan kaleng yaitu : gudeg,rendang,dan aneka olahan tempe
Maka dimakalah ini akan dijelaskan
makanan apa saja yang telah dibuat dalam bentuk kemasan siap saji dan juga
mejelaskan walaupun dalam bentuk kemasan makanan tradisional ini masih bergizi
dan lezat.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
saja makanan tradisional yang telah di buat dalam bentuk kemasan ?
2. Bagaimana
proses pembuatan makanan tradisional
dalam kemasan ?
Bab 2
Pembahasan
2.1
Pengenalan Makanan Tradisional di Indonesia
A.Rendang
Rendang
adalah makanan khas indonesia yang berasal dari Minangkabau atau Sumatra makanan ini terbuat dari daging sapi yang di
masak menggunakan rempah-rempah yang kaya, dan juga santan.Keunikan rendang
adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh
bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami.
Proses
memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar
empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran.
Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat,
diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih,
apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering.
Memasak
rendang harus sabar dan telaten ditunggui, Harus dengan hati-hati dibolak-balik
agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau
menghancurkan daging. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal
memiliki citarasa yang kompleks dan unik.
Dalam
memasak daging berbumbu dalam kuah santan, jika ditinjau dari kandungan cairan
santan, sebenarnya terdapat tiga tingkat tahapan, mulai dari yang terbasah
berkuah hingga yang terkering: Gulai - Kalio - Rendang. Dari pengertian ini
rendang sejati adalah rendang yang paling rendah kandungan cairannya. Akan
tetapi secara umum dikenal ada dua macam jenis rendang: rendang kering dan
basah.
Rendang memiliki filosofi dalam tradisi
padang Makanan rendang khas Padang sebagai masakan tradisional memiliki posisi
yang terhormat dalam hidup bermasyarakat di Minangkabau. Hal ini dikarenakan
bahan-bahan pembuat rendang memiliki makna sendiri-sendiri. Bahan pertama yaitu
dagiang atau daging sapi yang juga merupakan bahan utama melambangkan niniak
mamak dan bundo kanduang, dimana mereka akan memberi kemakmuran pada anak
pisang dan anak kemenakan. Bahan kedua adalah karambia atau kelapa, yang
melambangkan kaum intelektual atau yang dalam bahasa Minang disebut Cadiak
Pandai, dimana mereka merekatkan kebersamaan kelompok maupun individu. Yang
ketiga adalah Lado atau sambal sebagai lambang alim ulama yang tegas dan pedas
dalam mengajarkan agama. Bahan terakhir adalah pemasak atau bumbu, yang
melambangkan setiap individu dimana masing-masing individu memiliki peran
sendiri-sendiri untuk memajukan hidup berkelompok dan adalah unsur terpenting
dalam hidup bermasyarakat masyarakat Minang.
Pada tahun 2011 rendang dinobatkan
sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World’s 50 Most Delicious
Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
Berikut cara membuat rendang :
bahan-bahannya adalah:
1 ½ kg daging sapi yang
segar
12 gelas santan dari tiga butir kelapa tua
2 biji asam kandis
2 lembar daun jeruk purut
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun kunyit
Garam Secukupnya
12 gelas santan dari tiga butir kelapa tua
2 biji asam kandis
2 lembar daun jeruk purut
1 batang serai, memarkan
1 lembar daun kunyit
Garam Secukupnya
Bumbu halus:
1 ons cabe merah segar
15 buah bawang merah
6 siung bawang putih
5 buah Kemiri yg bagus
2 cm Jahe
3 cm laos,geprek saja
15 buah bawang merah
6 siung bawang putih
5 buah Kemiri yg bagus
2 cm Jahe
3 cm laos,geprek saja
Cara Membuat Masakan Rendang Padang Asli
- Langkah pertama adalah ambil daging dan potong-potong sesuai dengan selera.
- Kemudian ambil wajan sedang dan masak santan dan bumbu halus di atas, masukkan dedaunan dan asam kandisnya
- Santan diatas di aduk-aduk terus hingga santan nampak mengental, Aduk - aduk terus agar santan tidak pecah
- Kalau santan sudah mulai mengeluarkan minyak, maka masukkan daging sapi
- Aduk-aduk terus masakan daging ini, jangan berhenti hingga benar-benar kental dan daging menjadi empuk dan agak kering.
B.Gudeg
Gudeg merupakan salah satu makanan khas dari jogjakarta, yang
diminati oleh beberapa orang, rasanya yang khas dan manis membuat orang mudah
ingat dengan makanan yang satu ini, gudeg adalah buah nangka muda (gori)
direbus di atas tungku sekitar 100 derajat celcius selama 24 jam untuk menguapkan
kuahnya.
Gori atau nangka muda adalah
bahan baku utama gudeg. Sebab di masa lalu, bahan baku ini sangat mudah
diperoleh di kebun-kebun milik masyarakat Jogyakarta, dulu orang Jogya hanya
mengenal satu jenis gudeg, yakni gudeg basah. Gudeg kering dikenal setelahnya,
sekitar 57-an tahun dari saat sekarang ini. Bila berkunjung ke Jogja rasanya kurang lengkap
jika belum menyantap gudeg di tempat ini. Tidak hanya rasanya tapi juga kemasan
gudeg atau oleh-oleh khas Jogja ini dikemas menarik dengan menggunakan ‘besek’
(tempat dari anyaman bambu) atau menggunakan ‘kendil’ (guci dari tanah liat
yang dibakar). Melengkapi sajian nasi gudeg akan lebih pas disertai minuman teh
gula batu.
Dalam proses pembuatan gudeg secara
tradisional agar lebih nikmat biasanya di masak mengunakan kayu bakar agar
aroma dan rasanya semakin enak.
Gudeg
kering merupakan gudeg yang dimasak hingga air mongering dan bumbu menyatu
dengan gudeg. Inilah yangmembuat penampilan gudeg tersebut tampak kering
sehingga dinamakan gudeg kering Biasanya gudeg jenis ini disajikan dengan areh
biasanya areh yang digunakan kental. Sementara, gudeg basah merupakan gudeg
yang disajikan dengan areh yang masih encer. Areh yang encer membuatnya tampak
basahdan terkadang seakan berkuah.
Masyarakat
Yogyakarta juga membedakan gudeg dari sisi penampilan, terutama dari warna.
Selain warna coklat, ternyata ada pula gudeg yang berwarna putih. Perbedaan
warna ini disebabkan oleh perbedaan cara memasak dan bahan yang digunakan,
terutama konsumsi daun jati yang menjadi unsur utama pemberi warna coklat pada
masakan gudeg.Tentu saja, ini juga berpengaruh pada aroma dan rasa, meski tidak
terlalu kuat pengaruhnya.
Selain
itu, gudeg juga dibedakan dari teksturnya Ini merupakan tekstur dan potongan
dari nangka muda yang digunakan sebagai bahan utama gudeg.yaitu 1) potongan
gedhe 2) potongan sedengandan 3) lembek
Berikut
resep membuat gudeg :
Bahan :
- 1 kilo gram nangka yg tidak terlalu muda, potong-potong.
- 12 butir telur rebus ( kupas kalau ingin bumbunya lebih meresap ).
- 1000 cc air kelapa atau 1 sendok teh cuka.
- 10 lembar daun salam.
- 8 iris lengkuas ½ x 8cm yg diiris menurut panjangnya.
- 200 gram gula merah, iris halus.
- 2000 cc santan dari 1 butir kelapa.
Bumbu yang
dihaluskan :
- 15 siung bawang merah.
- 10 siung bawang putih.
- 4,5 sendok teh ketumbar.
- Garam secukupnya.
Cara
Membuat Gudeg Nangka Muda :
Tahap 1
Tahap 1
- Karena butuh waktu lama untuk memasak, pakai panci beralas tebal.
- Alaskan daun salam didasar panci,taruh diatasnya irisan lengkuas.
- Campur bumbu halus dengan 500 cc air kelapa, aduk rata.
- Masukkan berturut turut potongan nangka muda, telur rebus, gula merah,
- Siramkan bumbu halus yang dilarutkan dalam air kelapa atau cuka.
- Tambahkan air kelapa secukupnya sebatas tinggi nangka dan telur tadi agar terendam.
- Tutup panci rapat-rapat, masak diatas api sedang, jangan dibuka-buka tutupnya selama kira-kira 2 jam.
Tahap 2
- Setelah 2 jam lihat apakah airnya sudah tinggal sedikit,
- Angkat dulu telurnya dan sisihkan sementara agar tidak hancur.
- Masukkan santan, aduk-aduk dengan sendok kayu sambil menghancurkan potongan nangka.
- Masukkan kembali telurnya sampai sedikit terkubur dalam nangka.
- Masak lagi dengan api kecil selama minimal 3½ jam.
- Aduk sesekali sampai santan habis.
- Gudeg akan cantik berwarna coklat kemerahan dengan cairan yang sedikit dan kental.
- Siramkan areh/kuah opor ayam kental diatas gudeg nangka ini secukupnya pada saat dihidangkan.
2.2 Munculnya Makanan tradisional Dalam kemasan
kaleng
Kita mengetahui jika sekarang ini pengaruh globalisasi sangat merubah
kehidupan masyarakat. Contohnya saja dalam memilih makanan,masyarakat sekarang
lebih menyukai makanan siap saji yang praktis dan tidak membutuhkan berlama
membuatnya di dapur.apalagi di pasaran telah banyak makanan dalam bentuk
kalengan yang dapat dimakan kapan saja dan praktis dalam proses pembuatannya
dan juga awet jika di simpan, Sedangkan makanan tradisional membutuhkan waktu
untuk memasaknya dan tidak dapat di simpan dalam jangka waktu yang lama. Dan
juga dalam dunia internasional Indonesia harus dapat mempromosikan khas makanan
ini seperti gudeg dan rendang dengan
adanya inovasi ini maka makanan Indonesia dapat menjadi media penjualan yang
baik untuk mempromosikan makanan tersebut. Jadi sekarang makanan tradisional
dapat di makan kapan saja. Walaupun kita
tidak berada di asal masakan tersebut namun kita dapat mencobanya. Dan
juga sangat praktis dalam penyajian nya. Meskipun dalam bentuk kemasan makanan
ini tetap baik untuk di komsumsi, karena dalam proses pengemasan dipilih kaleng
khusus dan juga desain yang khusus. Dan dalam proses pemasakan mengunakan
mesian yang sangat canggih.
2.3 Kaleng Sebagai Kemasan
Kaleng adalah lembaran baja yang diberi timah atau berupa wadah yang dibuat dari
baja dan dilapisi timah putih tipis dengan kadar tidak lebih dari 1,00-1,25%dari berat kaleng itu sendiri.
Terkadang lapisan ini dilapisi lagi oleh lapisan bukan metalyaitu untuk mencegah reaksi dengan makanan ataupun
minuman di dalamnya. Padakaleng, daya ketahanan timah terhadap korosi
juga tidak sempurna, akan tetapi terhadapreaksi dengan makanan di dalamnya
lebih lambat dibandingkan dengan baja. Bagi orangawam, kaleng sering diartikan sebagai wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan. Dalam pengertian ini, kaleng juga
termasuk wadah yang terbuat dari alumunium
(Al). Produk- produk makanan maupun minuman yang biasanya mengalami
proses pengalengan ataupun menggunakan
kaleng sebagai tempat (wadahnya) adalah produk-produk yangdisterilisasi dengan
panas. Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan
pangan yang dipak secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba,
dan benda asing lainnya) dalam suatu wadah, yang kemudian disterilkan
secara komersialuntuk membunuh semua
mikroba athogen (penyebab penyakit) dan pembusuk.Pengalengan secara hermetis memungkinkan makanan dapat terhindar dan
kebusukan, perubahan kadar air, kerusakan akibat oksidasi, atau
perubahan cita rasa.
Namun,
karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan sterilisasi mutlak), mungkin saja masih
terdapat spora atau mikroba lain(terutama yang bersifat tahan terhadap
panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinyamemungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada
kondisiyang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.Keuntungan utama penggunaan kaleng sebagai wadah
bahan pangan yaitu pertama, kaleng dapat menjaga bahan pangan yang
ada di dalamnya. Makanan yang adadi dalam
wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi olehmikroba,
serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukanatau penyimpangan penampakan dan cita rasanya.Kedua,
kaleng dapat menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang
tidak diinginkan. Selain itu, kaleng dapatmenjaga
bahan pangan terhadap penyerapan oksigen,gas-gas lain, bau-bauan,dan partikel-partikel
radioaktif yang terdapat di atmosfer. Untuk bahan pangan berwarnayang peka
terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjaga terhadap cahaya
2.4 Teknik Pembentukan Kaleng
Teknik
pengalengan sangat penting agar kaleng yang digunakan dapat memberikan
pertahanan yang baik untuk makanan yang
akan dikemas. Teknik yang dgunakan pada penguncuan antara tutup dengan badan
adalah double seam. Teknik yang digunakan agar tubuh kaleng membetuk tabung
adalah lam-seam. Lam-seam dipilih karena lapisan yang digunakan pada kaleng
adalah 1 lembar, sehingga teknik ini yang cocok dalam pembentukan ini. Pada
tutup kaleng atas diberi sambungan lap seam dengan kait pembuka. Lap seam
dipilih agar saat membuka kaleng tidak merepotkan pembeli, karena dengan
mengungkit kait pembuka kaleng sudah bisa dibuka. Rendang dan gudeg sangat
cocok dikemas dalam keleng sebab kaleng dapat menambah masa produk makanan. Besar kaleng yang dipilih tidak terlalu besar
agar meminimalisasi penyimpanan rendang dan gudeg setelah kaleng dibuka.
Kira-kira netto produk rendang sebesar
200 gram.
2.5
Proses Pembuatan dalam kaleng
Dalam proses pembuatan ada beberapa yang harus di perhatikan.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan menurut LIPI, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) menetapkan persyaratan khusus agar sebuah masakan bisa dikemas
ke dalam kaleng. Apalagi, proses pengalengan makanan tradisional seperti gudeg
tidak menggunakan bahan kimia sebagai pengawet.
Syarat
pertama, bahan baku masakan harus benar-benar segar sesuai standar
internasional dan prosedur pengalengan di UPT BPPTK LIPI. Untuk ikan dan
daging, dari yang masih hidup, begitu dipotong langsung diolah, begitu juga
untuk sayur juga harus langsung diolah setelah dipetik.
Syarat
kedua, bahan makanan itu harus bisa bertahan dalam suhu tinggi hingga 121°
Celcius (C). Artinya, masakan tak berubah, baik warna maupun bentuknya, jika
dipanaskan dalam suhu tinggi. Makanan itu tak berubah menjadi bubur.
LIPI menggunakan langkah-langkah
sesuai prinsip fisika dalam proses pengalengan ini. Demikian juga pengalengan
gudeg mengalamai proses yang sama.
Berikut ini proses pembuatan gudeg kaleng :
- Proses pertama dimulai dengan menimbang dan memasukkan gudeg yang sudah masak kedalam kaleng kosong yang terlebih dulu disterilkan.
- Proses kedua dilakukan penghampaan udara di permukaan gudeg menggunakan uap panas pada suhu 90° C – 95° C. Kemudian gudeg ditutup dengan menggunakan mesin penutup kaleng dan dilanjutkan dengan sterilisasi.
- Proses ketiga adalah sterillisasi. Gudeg yang sudah dikemas dalam kaleng tertutup itu kemudian dimasukkan kedalam alat sterilisasi dengan suhu 121° C selama 15 menit.
- Proses keempat adalah setelah disterilisasi kaleng-kaleng berisi gudeg dimasukkan kedalam air dingin yang sudah steril. Tujuannya supaya mikroba jenis spora yang tahan panas pecah, sehingga semua mikroba dalam gudeg itu mati.
- Proses kelima adalah pengeringan kaleng dan dikarantina 15 hari untuk memastikan apakah masih ada mikroba yang tersisa. Sebab, bila masih ada mikroba, gudeg akan mengalami proses fermentasi dan kaleng akan mengembung. Bila hal itu terjadi, artinya pengalengan gudeg gagal. Namun, bila selama 15 hari kaleng tetap normal, gudeg itu layak dikonsumsi setiap hari.
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
Akibat dari globalisasi tidak hanya hal
yang negatif saja namun ada beberapa yang bersifat positif contohnya saja
inovasi dari makanan trandisional yang di buat kemasan itu sangat mempermudah
masyarakat untuk menikmati makanan khas Indonesia ini. walaupun baru beberapa
makanan saja yang di buat dalam bentuk kemasan. inovai ini juga merupakan langkah yang baik untuk
memperkenalkan makanan Indonesia ke dunia internasional.
Daftar Pustaka
Sukendro,Suryo.2009.Jalan-Jalan Kuliner Aseli Jogja.jogjakarta:Medpress
Khadafi,Rizal.2008.Atlas Kuliner Nusantara Makanan Spektakuler 33 Provinsi.Jakarta
Selatan:Bukune
Desrosier NW. 1978. Teknologi Pengawetan Pangan.
Terjemahan: Muchji Muljoharjo. Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).
Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi
Pengemasan Pangan. Bogor: Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan
dan Gizi IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar